STUDI REAKSI HIDROGENASI SENYAWA TURUNAN FURFURAL MENGGUNAKAN KATALIS
Ni/Y-Al2O3
Latar Belakang
Penelitian
Pemakaian energi yang hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil,
sehingga menyebabkan terjadinya penipisan sumber energi. Konversi limbah
biomassa menjadi sumber energi terbarukan dapat dilakukan dengan reaksi kimia
berkelanjutan, yaitu melalui hidrolisis dan hidrogenasi membentuk senyawa
furfural. Konversi furural selanjutnya dilakukan dengan reaksi kondensasi
aldol, hidrogenasi dan deoksigenasi . Katalis logam Ni mempunyai aktifitas dan
selektifitas mencapai 80% pada reaksi hidrogenasi senyawa aseton menjadi metil
isobutil keton dan 2-propanol. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Maulana (2012) tentang aktivitas katalis Ni/Y-Al2O3 pada reaksi hidrogenasi
gliserol menjadi alkohol menunjukkan bahwa peningkatan jumlah katalis, suhu dan
waktu reaksi berpengaruh terhadap jumlah alkohol yang dihasilkan.
Metoda Penelitian
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini
diantaranya Magnesium Oksida (MgO) teknis (SAP CHEMICAL), Furfural Standart
(SIGMA-ALDRICH), aseton p.a. (MERCK), aqua demineralisasi HYDROBAT, gas
nitrogen (N2) standart, gas hidrogen (H2) UHP, Ni(NO3)2.6H2O (MERCK), Y-Al2O3p.a
(MERCK), isopropanol. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengaduk magnet, rotary evaporator, oven, neraca analitik, seperangkat alat
refluks, jarum injeksi 10 mL, UV-vis, X-Ray Difraction (XRD), XRF,Thin Layer
Chromatography (TLC), Gas Chromatography Mass Spectrometer (GCMS), Gas
Chromatography (GC).
Prosedur Preparasi
Katalis Ni/r-Al2o3
Preparasi katalis bisa
dilakukan dengan metode impregnasi basah. Garam Ni(NO3)2.6H2O 9,916 gram
dilarutkan dalam 60 mL metanol, kemudian diaduk dengan 9 gram γ-Al2O3 selama
3x24 jam. Pelarut diuapkan, kemudian dikeringkan dalam oven sebelum dikalsinasi
pada suhu 500o C selama 4 jam dengan aliran gas N2. Selanjutnya reduksi katalis
dilakukan selama 4 jam pada temperatur 500o C menggunakan gas H2.
Uji Aktivitas Katalis
Ni/r-Al2O3untuk Reaksi Hidrogenasi
Senyawa turunan furfural yang digunakan untuk reaksi
hidrogenasi adalah hasil reaksi kondensasi furfural dan aseton. Sebanyak 1 mL
furfural (1 mL; 1 mmol) dan aseton (0,9 mL; 1 mmol) direaksikan dengan aqua
demineralisasi (40 mL) serta katalis MgO (0,2 gram). Direfluks selama 6–8 jam
dengan dialiri gas N2 dan disertai pengadukan. Hasil reaksi difiltrasi kemudian
diekstraksi dengan diklorometan. Produk hasil kondensasi dianalisis menggunakan
UV-Vis. Selanjutnya, sebanyak 0,2 gram produk kondensasi dan 6 mL isopropanol
dimasukan ke dalam autoclave yang telah berisi 0,05 gram katalis Ni/Y-Al2O3
teraktivasi, divakumkan pada tekanan 30 mmHg kemudian dialiri dengan gas H2
sampai tekanan 4 bar. Reaksi dilakukan pada suhu 100o C, 120o C, dan 140o C,
150o C, 180o C dengan variasi waktu 6 jam dan 8 jam. Setelah reaksi selesai,
produk hidrogenasi difiltrasi untuk memisahkan produk dengan katalis dan sisa
pelarut diuapkan menggunakan rotary evaporator vacuum.
Hasil Dan Pembahasan
Karakterisasi katalis Ni/γ-Al2O3
Pada gambar 1, nilai 2θ= 44,2o ; 51,07o ; 66,62o menunjukkan
bahwa sebagian Ni2+ telah tereduksi menjadi Ni0 dan terimpregnasi pada
permukaan γ-Al2O3. Masih ditemukan oksida nikel (NiO) yang belum tereduksi
menjadi logam Ni pada nilai 2θ = 75,2o . Hal tersebut dapat terjadi karena
kondisi saat kalsinasi yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Analisa
lebih lanjut dilakukan dengan X-ray Fluorresence (XRF). Berdasarkan hasil
karakterisasi dapat diketahui bahwa logam Al (18%), Fe (40,09%), dan Ni (39,7%)
memiliki persen konsentrasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan logam lain.
Persen konsentrasi Fe yang cukup tinggi dapat terjadi karena adanya kontaminasi
logam Fe yang terdapat pada kolom saat kalsinasi dan reduksi.
Reaksi Kondensasi
Antara Furfural Dan Aseton
Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa nilai panjang gelombang maksimum(Lmax) produk kondensasi yaitu pada 318–330 nm yang diprediksikan sebagai senyawa. Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR menunjukkan adanya pergeseran dan penurunan intensitas pada serapan fermi doblet C–H aldehid pada bilangan gelombang 2854,4 cm-1 dan C=O aldehid terkonjugasi pada bilangan gelombang 1664,5 cm-1 . Terjadinya pergeseran L max dan bilangan gelombang (cm-1 ) disebabkan karena bertambahnya ikatan rangkap pada produk kondensasi. Energi yang dibutuhkan untuk eksitasi semakin kecil sehingga panjang gelombang akan semakin panjang.
Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa nilai panjang gelombang maksimum(Lmax) produk kondensasi yaitu pada 318–330 nm yang diprediksikan sebagai senyawa. Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR menunjukkan adanya pergeseran dan penurunan intensitas pada serapan fermi doblet C–H aldehid pada bilangan gelombang 2854,4 cm-1 dan C=O aldehid terkonjugasi pada bilangan gelombang 1664,5 cm-1 . Terjadinya pergeseran L max dan bilangan gelombang (cm-1 ) disebabkan karena bertambahnya ikatan rangkap pada produk kondensasi. Energi yang dibutuhkan untuk eksitasi semakin kecil sehingga panjang gelombang akan semakin panjang.
Uji Aktivitas Katalis
Ni/Γ-Al2O3 Untuk Reaksi Hidrogenasi
Karakterisasi menggakan FT-IR pada senyawa hasil reaksi
hidrogenasi pada waktu reaksi 8 jam dan temperatur 140–180o C menunjukkan
terbentuknya produk hidrogenasi. Hal ini ditunjukkan munculnya serapan gugus
C=O keton tidak terkonjugasi pada daerah 1710– 1715 cm-1 yang semula merupakan
keton terkonjugasi (1620 cm-1 ). Pergeseran terjadi karena adanya perbedaan
karakter ikatan, dimana ikatan C=O pada produk kondensasi dipengaruhi oleh
konjugasi ikatan C=C disebelahnya. Setelah reaksi hidrogenasi, ikatan C=C
mengalami reduksi menjadi ikatan C–C jenuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuwono, S. D. dan Susanto, H., 2000, Model Development
for Waste Utilization of Agricultural Wastes as Furfural Source, Prosiding
Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses, Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro, Semarang.
2. Setyadi, M., (2007), Hidrolisis Pentosan Menjadi Furfural
Dengan Katalisator Asam Sulfat Untuk Meningkatkan Kualitas Bahan Bakar Mesin
Diesel, Prosiding PPIPDIPTN, Yogyakarta, Indonesia, 10 Juli 2007.
3. Dedsuksophon, W., Verawat Champreda, Navadol
Laosiripojana, 2010, Study Of Liquid Alkanes Production From Biomass-Derived
Carbohydrates By AldolCondensation And Hydrogenation Processes, Engineering
Journal, Vol.14.
4. Gandía, L.M., and Montes, M., 1993, Highly Selective
One-Step Formation of Methyl Isobutyl Ketone from Acetone with A Magnesia
Supported Nickel Catalyst., Appl. Catal. A:General. Vol. 101, L1-L6
5. Maulana, A. R., Muhammad Wisnu Muq’asfa, Ignatius
Gunardi, 2012, Pemanfaatan Gliserol Menjadi Alkohol Dengan Cara Hidrogenasi Di
Atas Katalis Padat, Jurnal Pomits, Vol. 1, No. 1 (1-4).
6. Sastrohamidjojo, H., 2002, Spektroskopi, Edisi Kesatu,
Liberty, Jogjakarta.
7. Fessenden, R.J., John S. Fessenden, 1986, Kimia Organik
Edisi Ketiga, (diterjemahkan oleh: Aloysius Radyana Pudjaatmaka, Ph.D.),
Erlangga, Jakarta. 688
8. Hill, M., 2005, McGraw-Hill Concise Encyclopedia of
Science & Technology, edisi 5, McGraw-Hill, New York.
9. Muchalal, M., 2004, The Stereochemistry
Effect of Eugenol, Cis-Isoeugenol and Trans-Isoeugenol on Their Catalytic
Hidrogenation, Indonesian Journal of Chemistry, Vol.4, No.2, 99-105.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar