Minggu, 25 Oktober 2015

Artikel

1.   Pengertian Korosi

Korosi atau Perkaratan berasal dari bahasa latin ”Corrodere” yang berarti perusakan logam. Adapun definisi korosi sebagai berikut.
Korosi adalah proses degradasi atau deteorisasi perusakan material yang terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.




Proses terjadinya karat
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.

Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

                       Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk mereduksi oksigen.

                      O2(g) + 2 H2O(l) + 4e–à 4 OH–(l)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.



1.    Penyebab Korosi
              Faktor yang memengaruhi  korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebab korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memmpercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam dunia industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup bnyak digunakan dalam kegiatan industri . pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas  dan sangat nudah terlepas ke udara.



      Korosi Galvanis (Bemetal Corrosion)
             Disebut juga korosi dwilogam yang merupakan perkaratan elektrokimiawi apabila dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit yang sama. Elektron akan mengalir dari metal yang kurang mulia (anodik) menuju ke metal yang lebih mulia (katodik). Akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion-ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa ini, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terrbentuk sumur-sumur karat atau jika merata akan terbentuk karat permukaan.

   


      Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
             Korosi Sumuran Adalah korosi yang terjadi karena komposisi logam yang tidak homogen dan ini menyebabkan korosi yang dalam pada berbagai tempat. Dapat juga adanya kontak antara logam, maka pada daerah batas akan timbul korosi berbentuk sumur.

.    

     
      Korosi Regangan (Stress Corrosion)
            Gaya-gaya seperti tarikan (tensile) atau kompresi (Compressive) berpengaruh sangat kecil pada proses pengkaratan. Adanya kombinasi antara regangan tarik (tensile stress) dan lingkungan yang korosif, maka akan terjadi kegagalan material berupa retakan yang disebut retak karat regangan.




      Korosi Celah (Crevice Corrosion)
        Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain atau non logam dan diantaranya terdapat celah yang dapat menahan kotoran dan air sebagai sumber terjadinya korosi. Konsentrasi Oksigen pada mulut lebih kaya dibandingkan pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodik dan bagian mulut menjadi katodik. Maka terjadi aliran arus dari dalam menuju mulut logam yang menimbulkan korosi.



Pengendalian / Cara Pencegahan Korosi
        Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating), proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.

Penambahan Inhibitor
     Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.


Inhibitor anodik
    Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.

Inhibitor katodik
      Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.

 Inhibitor campuran
     Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

 Inhibitor teradsorpsi      
    Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.


JURNAL

STUDI REAKSI HIDROGENASI SENYAWA TURUNAN FURFURAL MENGGUNAKAN KATALIS Ni/Y-Al2O3


Latar Belakang Penelitian
       Pemakaian energi yang hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil, sehingga menyebabkan terjadinya penipisan sumber energi. Konversi limbah biomassa menjadi sumber energi terbarukan dapat dilakukan dengan reaksi kimia berkelanjutan, yaitu melalui hidrolisis dan hidrogenasi membentuk senyawa furfural. Konversi furural selanjutnya dilakukan dengan reaksi kondensasi aldol, hidrogenasi dan deoksigenasi . Katalis logam Ni mempunyai aktifitas dan selektifitas mencapai 80% pada reaksi hidrogenasi senyawa aseton menjadi metil isobutil keton dan 2-propanol. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2012) tentang aktivitas katalis Ni/Y-Al2O3 pada reaksi hidrogenasi gliserol menjadi alkohol menunjukkan bahwa peningkatan jumlah katalis, suhu dan waktu reaksi berpengaruh terhadap jumlah alkohol yang dihasilkan.

Metoda Penelitian
       Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya Magnesium Oksida (MgO) teknis (SAP CHEMICAL), Furfural Standart (SIGMA-ALDRICH), aseton p.a. (MERCK), aqua demineralisasi HYDROBAT, gas nitrogen (N2) standart, gas hidrogen (H2) UHP, Ni(NO3)2.6H2O (MERCK), Y-Al2O3p.a (MERCK), isopropanol. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaduk magnet, rotary evaporator, oven, neraca analitik, seperangkat alat refluks, jarum injeksi 10 mL, UV-vis, X-Ray Difraction (XRD), XRF,Thin Layer Chromatography (TLC), Gas Chromatography Mass Spectrometer (GCMS), Gas Chromatography (GC).

Prosedur Preparasi Katalis Ni/r-Al2o3
       Preparasi katalis bisa dilakukan dengan metode impregnasi basah. Garam Ni(NO3)2.6H2O 9,916 gram dilarutkan dalam 60 mL metanol, kemudian diaduk dengan 9 gram γ-Al2O3 selama 3x24 jam. Pelarut diuapkan, kemudian dikeringkan dalam oven sebelum dikalsinasi pada suhu 500o C selama 4 jam dengan aliran gas N2. Selanjutnya reduksi katalis dilakukan selama 4 jam pada temperatur 500o C menggunakan gas H2.

Uji Aktivitas Katalis Ni/r-Al2O3untuk Reaksi Hidrogenasi
      Senyawa turunan furfural yang digunakan untuk reaksi hidrogenasi adalah hasil reaksi kondensasi furfural dan aseton. Sebanyak 1 mL furfural (1 mL; 1 mmol) dan aseton (0,9 mL; 1 mmol) direaksikan dengan aqua demineralisasi (40 mL) serta katalis MgO (0,2 gram). Direfluks selama 6–8 jam dengan dialiri gas N2 dan disertai pengadukan. Hasil reaksi difiltrasi kemudian diekstraksi dengan diklorometan. Produk hasil kondensasi dianalisis menggunakan UV-Vis. Selanjutnya, sebanyak 0,2 gram produk kondensasi dan 6 mL isopropanol dimasukan ke dalam autoclave yang telah berisi 0,05 gram katalis Ni/Y-Al2O3 teraktivasi, divakumkan pada tekanan 30 mmHg kemudian dialiri dengan gas H2 sampai tekanan 4 bar. Reaksi dilakukan pada suhu 100o C, 120o C, dan 140o C, 150o C, 180o C dengan variasi waktu 6 jam dan 8 jam. Setelah reaksi selesai, produk hidrogenasi difiltrasi untuk memisahkan produk dengan katalis dan sisa pelarut diuapkan menggunakan rotary evaporator vacuum.

Hasil Dan Pembahasan
Karakterisasi katalis Ni/γ-Al2O3




      Pada gambar 1, nilai 2θ= 44,2o ; 51,07o ; 66,62o menunjukkan bahwa sebagian Ni2+ telah tereduksi menjadi Ni0 dan terimpregnasi pada permukaan γ-Al2O3. Masih ditemukan oksida nikel (NiO) yang belum tereduksi menjadi logam Ni pada nilai 2θ = 75,2o . Hal tersebut dapat terjadi karena kondisi saat kalsinasi yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Analisa lebih lanjut dilakukan dengan X-ray Fluorresence (XRF). Berdasarkan hasil karakterisasi dapat diketahui bahwa logam Al (18%), Fe (40,09%), dan Ni (39,7%) memiliki persen konsentrasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan logam lain. Persen konsentrasi Fe yang cukup tinggi dapat terjadi karena adanya kontaminasi logam Fe yang terdapat pada kolom saat kalsinasi dan reduksi.

Reaksi Kondensasi Antara Furfural Dan Aseton
      Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa nilai panjang gelombang maksimum(Lmax) produk kondensasi yaitu pada 318–330 nm yang diprediksikan sebagai senyawa. Hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR menunjukkan adanya pergeseran dan penurunan intensitas pada serapan fermi doblet C–H aldehid pada bilangan gelombang 2854,4 cm-1 dan C=O aldehid terkonjugasi pada bilangan gelombang 1664,5 cm-1 . Terjadinya pergeseran L max dan bilangan gelombang (cm-1 ) disebabkan karena bertambahnya ikatan rangkap pada produk kondensasi. Energi yang dibutuhkan untuk eksitasi semakin kecil sehingga panjang gelombang akan semakin panjang.

Uji Aktivitas Katalis Ni/Γ-Al2O3 Untuk Reaksi Hidrogenasi
      Karakterisasi menggakan FT-IR pada senyawa hasil reaksi hidrogenasi pada waktu reaksi 8 jam dan temperatur 140–180o C menunjukkan terbentuknya produk hidrogenasi. Hal ini ditunjukkan munculnya serapan gugus C=O keton tidak terkonjugasi pada daerah 1710– 1715 cm-1 yang semula merupakan keton terkonjugasi (1620 cm-1 ). Pergeseran terjadi karena adanya perbedaan karakter ikatan, dimana ikatan C=O pada produk kondensasi dipengaruhi oleh konjugasi ikatan C=C disebelahnya. Setelah reaksi hidrogenasi, ikatan C=C mengalami reduksi menjadi ikatan C–C jenuh.

DAFTAR PUSTAKA
1. Yuwono, S. D. dan Susanto, H., 2000, Model Development for Waste Utilization of Agricultural Wastes as Furfural Source, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses, Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Semarang.
2. Setyadi, M., (2007), Hidrolisis Pentosan Menjadi Furfural Dengan Katalisator Asam Sulfat Untuk Meningkatkan Kualitas Bahan Bakar Mesin Diesel, Prosiding PPIPDIPTN, Yogyakarta, Indonesia, 10 Juli 2007.
3. Dedsuksophon, W., Verawat Champreda, Navadol Laosiripojana, 2010, Study Of Liquid Alkanes Production From Biomass-Derived Carbohydrates By AldolCondensation And Hydrogenation Processes, Engineering Journal, Vol.14.
4. Gandía, L.M., and Montes, M., 1993, Highly Selective One-Step Formation of Methyl Isobutyl Ketone from Acetone with A Magnesia Supported Nickel Catalyst., Appl. Catal. A:General. Vol. 101, L1-L6
5. Maulana, A. R., Muhammad Wisnu Muq’asfa, Ignatius Gunardi, 2012, Pemanfaatan Gliserol Menjadi Alkohol Dengan Cara Hidrogenasi Di Atas Katalis Padat, Jurnal Pomits, Vol. 1, No. 1 (1-4).
6. Sastrohamidjojo, H., 2002, Spektroskopi, Edisi Kesatu, Liberty, Jogjakarta.
7. Fessenden, R.J., John S. Fessenden, 1986, Kimia Organik Edisi Ketiga, (diterjemahkan oleh: Aloysius Radyana Pudjaatmaka, Ph.D.), Erlangga, Jakarta. 688
8. Hill, M., 2005, McGraw-Hill Concise Encyclopedia of Science & Technology, edisi 5, McGraw-Hill, New York.
9. Muchalal, M., 2004, The Stereochemistry Effect of Eugenol, Cis-Isoeugenol and Trans-Isoeugenol on Their Catalytic Hidrogenation, Indonesian Journal of Chemistry, Vol.4, No.2, 99-105.

Jumat, 23 Oktober 2015

reaksi kimia



REAKSI-REAKSI KIMIA


Apasih Reaksi Kimia itu....???
Dalam kehidupan sehari–hari sering kita menyaksikan reaksi kimia, namun jarang kita menyadarinya.Reaksi kimia terjadi disekeliling kita, misalnya perkaratan besi, pemurnian air menggunakan tawas, fotosintesis, dan masih banyak lagi.Bahkan di dalam tubuh kita mengalami reaksi kimia.Reaksi kimia terjadi sangat umum dan bermacam-macam, dan terjadi setiap saat tanpa kita menyadari hal tersebut.
Jadi...!!!!
Reaksi kimia dapat diartikan sebagai suatu proses dimana zat-zat baru (hasil reaksi), terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai olehkejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukkan endapan, pembentukkan gas, serta  perubahan suhu.

  Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi harus selalu sama. Kekekalan materi dalam perubahan kimia terlihat dari persamaan kimia yang seimbang untuk proses tersebut.

Kenapa sih bisa terjadi Reaksi Kimia..??
Terjadinya reaksi kimi karena ada beberapa faktor yaitu berikut ini :
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung.Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
 B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.Secara umum dinyatakan bahwa:Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq) →  CaCO3(s)Reaksi ini berlangsung dengan cepat.  Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.Contoh: CH4(g) + Cl2(g) →  CH3Cl(g) + HCl(g)Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya matahari.
C. SUHU

 Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.
D. KATALISATOR

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

Reaksi kimia terbagi menjadi 5 loh...
Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi itu bermacam-macam jenisnya, maka untuk memudahkan dalam mempelajarinya kita dapat mengelompokkan berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis-jenis reaksi kimia tersebut adalah:
            a.    Reaksi pembakaran
            b.    Reaksi kombinasi
            c.    Reaksi penguraian
            d.    Reaksi penggantian
            e.    Reaksi metatesis

Reaksi Pembakaran itu apa..?


Merupakan reaksi antara suatu zat dengan  oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya menimbulkan pendar.
Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan sejumlah energi.
Misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor.
Pentana dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.

Contoh hasil reaksi pembakaran        :
Berdasarkan jenis bahan bakar
1.Hidrogen
 2H2 + O2 -> 2H2O
2.Bahan bakar minyak
 2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O
3.Metana
 CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O
4.Etanol
 C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O
5.Karbohidrat
 -CHOH- + O2 ->CO2 + H2O
 7. Untuk LPG (Liquified Petroleum Gas)
 C3H8 + C4H10 + 11.5 02 -> 7CO2 + 9H2O

Berdasarkan alat pembakaran
1.Pembakaran bensin pada mobil
Mekanisme mesin berbahan bakar bensin. Penjelasan berikut menunjukkan bagaimana bensin bekerja dalam mobil:
 1. Bensin dicampur dengan udara dengan rasio perbandingan yang optimal (kondisi di mana terdapat kandungan oksigen yang minimum, yang diperlukan untuk membakar 1 gram bensin dengan sempurna)
 2. Gas yang tercampur ini akan dibakar dalam mesin nantinya.
 3. Gas yang tercampur ini selanjutnya dihembuskan ke dalam mesin. Gas dikompress dengan piston dengan gaya yang lembam, yang meningkatkan suhu dan tekanan dari gas yang dihembuskan.
 4. Campuran gas ini lalu dipantik dengan kontak spark dengan penempatan waktu yang tepat (tepat sebelum suhu dan tekanan gas mencapai titik tertinggi) Campuran gas ini mulai terbakar di dekat kontak spark.
 5. Nyala diperbanyak secara bertahap dalam campuran gas, lalu menyebar masuki interior mesin (wadah pembakaran dalam) Tekanan di dalam wadah pembakaran dinaikkan oleh adanya pembakaran gas, yang mendorong piston.
 6. Gaya yang dihasilkan dilewatkan ke bagian luar mobil, yang menggerakkan roda. Ada mekanisme mesin bensin.Mekanisme inilah yang menjadikan mesin berbahan bakar bensin juga disebut “mesin pantikan spark”.

So Reaksi Kombinasi..
Reaksi kombinasi sering disebut juga dengan reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas.Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih reaktan menjadi zat baru.
Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) yang  menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi seng sulfida.Reaksi Oksidasi juga berlangsung pada proses respirasi yaitu proses oksidasi glukosa dalam tubuh makhluk hidup.Reaksi Reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Reaksi ini biasanya digunakan untuk mengekstrak logam dari bijihnya.

Selanjutnya Reaksi Penguraian yah...
Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan.Dimana suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru.
Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen dengan menggunakan listrik.

Reaksi Penggantian..
Reaksi penggantian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi penggantian tunggal dan reaksi penggantian rangkap.
1.   Reaksi penggantian tunggal terjadi apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia, contoh
Misalnya pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak  membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru.

2.    Reaksi penggantian rangkap dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa    misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).

Dan terakhir adalah Reaksi Metatesis..
Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua buah elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu; garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA dengan basa BOH.
Terdiri dari:
a)      Reaksi pengendapan; suatu proses reaksi yang membentuk endapan, seperti pada reaksi antara timbal (II) nitrat dan kalium iodida menghasilkan endapan berwarna kuning timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat.
b)      Reaksi netralisasi; adalah merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.
c)      Reaksi pembentukan gas; adalah reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas misalnya : pada proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada pembuatan roti, ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan adonan roti mengembang. Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika soda kue (NaHCO3) ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan mengakibatkan sel ragi mati, maka proses fermentasi berhenti. logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2).

Ternyata banyak sekali contoh Reaksi Kimia yang terjadi dikeseharian kita...

1.Pembakaran

Setiap kali kita menyalakan korek api, membakar lilin, membuat api, atau menyalakan panggangan, kita akan melihat reaksi pembakaran. Pembakaran menggabungkan molekul energik dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida dan air.
Sebagai contoh, reaksi pembakaran propana, ditemukan di panggangan gas dan beberapa perapian, adalah:
C3H8 + 5O2 → 4H2O + 3CO2 + energy
2. Karat

Karat adalah besi oksida, biasanya oksida merah yang dibentuk oleh reaksi redoks besi dan oksigen dengan adanya air atau kelembaban udara.Beberapa bentuk karat dibedakan baik secara visual maupun dengan spektroskopi, dan bentuk dalam keadaan yang berbeda. Karat terdiri dari besi terhidrasi (III) oksida Fe2O3 · nH2O dan besi (III) oksida-hidroksida (FeO (OH), Fe (OH ) 3).Dalam waktu yang cukup, oksigen, dan air, setiap massa besi akhirnya akan mengkonversi seluruhnya karat dan hancur. Permukaan karat terkelupas dan rapuh, dan tidak memberikan perlindungan kepada besi dasar, seperti pembentukan patina pada permukaan tembaga.Karat adalah istilah umum untuk korosi besi dan paduannya, seperti baja. Banyak logam lainnya mengalami korosi yang setara, tetapi oksida yang dihasilkan tidak biasa disebut karat.Berikut adalah persamaan kimia untuk karat besi:
Fe + O2 + H2O → Fe2O3. XH2O
3. Mencampur Bahan Kimia


Jika kita misal saja menggabungkan cuka dan baking soda untuk membuat gunung berapi kimia atau susu dengan baking powder dalam sebuah resep, kita mengalami perpindahan atau metatesis reaksi ganda (ditambah beberapa hal lain). Bahan bergabung kembali untuk menghasilkan gas karbon dioksida dan air.Bentuk karbon dioksida gelembung di gunung berapi dan dapat membantu peningkatan pemanggangan.Reaksi-reaksi ini tampak sederhana dalam praktek, tetapi sering terdiri dari beberapa langkah. Berikut adalah persamaan kimia keseluruhan untuk reaksi antara baking soda dan cuka:HC2H3O2 (aq) + NaHCO3 (aq) → NaC2H3O2 (aq) + H2O () + CO2 (g)
4. Baterai


Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai menggunakan reaksi elektrokimia atau redoks untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik.Reaksi redoks spontan terjadi pada sel galvanik, sementara reaksi kimia tidak spontan terjadi dalam sel elektrolitik.
5. Pencernaan


Ribuan reaksi kimia terjadi selama proses pencernaan. Segera setelah kita menaruh makanan di mulut, enzim dalam air liur yang disebut amilase akan mulai memecah gula dan karbohidrat menjadi bentuk yang lebih sederhana supaya tubuh kita dapat menyerapnya. Asam klorida dalam perut kita juga bereaksi dengan makanan untuk memecahnya, sedangkan enzim membelah protein dan lemak sehingga mereka dapat diserap ke dalam aliran darah melalui dinding usus.
9. Reaksi Asam-Basa


Setiap kali kita mencampur asam (misalnya, cuka, jus lemon, asam sulfat) dengan basa (misalnya, baking soda, sabun, amonia, aseton), kita melakukan reaksi asam-basa.Reaksi ini menetralkan asam dan basa menghasilkan garam dan air.
Natrium klorida bukan satu-satunya garam yang dapat dibentuk. Sebagai contoh, di sini adalah persamaan kimia untuk reaksi asam-basa yang menghasilkan kalium klorida, pengganti garam meja umum:
HCl + KOH → KCl + H2O

10. Sabun dan Deterjen

Sabun dan deterjen dapat membersihkan dengan menggunakan reaksi kimia.Sabun mengemulsi kotoran, yang berarti sabun mengikat noda minyak noda sehingga mereka dapat dibersihkan dengan air.Deterjen bertindak sebagai surfaktan, menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat berinteraksi dengan minyak, mengisolasi mereka, dan dan membersihkannya.



sumber
https://www.wikipedia.com/
 https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB0&url=https%3A%2F%2Fbennaogest.wordpress.com%2F2011%2F03%2F31%2F&ei=6yUJVd_cCsKWuASskIF4&bvm=bv.88198703,d.c2E&psig=AFQjCNG8GFnEyFBmZ37c3Jny-5u-o4aRbg&ust=1426749252576763
 http://bisakimia.com/2014/11/28/10-contoh-reaksi-kimia-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Termodinamika dan bentuk energi



TERMODINAMIKA DAN BENTUK ENERGI
 
1.1 DEFINISI DAN APLIKASI THERMODINAMIKA
Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alamdapat terwujud dalamberbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya
magnit, dan lain-lain.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan ataudihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan.Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secaraalami dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energigelombang elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, prosespertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam
lainnya. Proses didalam dirimanusia juga merupakan proses konversienergi yang kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerakberupa segalakegiatanfisik
manusia, dan energi yangsangat bernilai yaitu energi pikiran kita.

1.2 BENTUK-BENTUK ENERGI
Telah disampaikan sebelumnya bahwa energi dapat terwujuddalam berbagai bentuk, yaitu energi kimia, energi panas, energi mekanis, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnetik, energigaya magnit, dan lain-lain. Suatu media pembawa energi dapat
mengandung berbagai bentuk energi tersebut sekaligus, dan jumlahenerginya disebut energi total (E). Dalam analisis thermodinamika sering digunakan energi total setiap satuan masa media (m), yang disebut sebagai energi persatuan masa (e) yaitu,
e= E/m

Berbagai bentuk energi diatas dapat pula dikelompokkan menjadi duabentuk, yaitu energi makroskopik danenergimikroskopik. Energimakroskopik adalah keberadaan energi ditandai dari posisinya terhadap lingkungannya atau terhadap suatu referensi yang ditentukan.
Energi internal meliputi semua jenis energi mikroskopik, yaitu akibat dari struktur dan aktivitas molekul dalam masa yang ditinjau. Struktur molekul adalah jarak antar molekul dan besar gaya tarik antar molekul, sedang aktivitas molekul adalah kecepatan gerak molekul. Energi laten adalah energi yang merubah jarak dan gaya tarik antar molekul, sehingga masa
berubah fase antara fase padat atau cair menjadi gas. Energi sensibel merubah kecepatan gerak molekul, yang ditandai oleh perubahantemperatur dari masa yang ditinjau.
Energi kimia adalah energi internal sebagai akibat dari komposisi kimia suatu zat, yang merupakan energi yang mengikat atom dalam molekulzat tersebut. Perubahan struktur atom menyebabkan perubahan energi pengikat atom dalam molekul, sehingga reaksinya dapat
melepaskan energi (eksothermis)misalnya dalam reaksi pembakaran,atau memerlukan energi (indothermis). Bentuk energi internal lainnyaadalah energi nuklir, yang merupakan energi ikatan antara atom dengan intinya.







1.3SISTEM, PROSES, DAN SIKLUSTHERMODINAMIKA
Suatu sistem thermodinamika adalah suatu masa atau daerahyang dipilih, untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan.
Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary). Dalam aplikasinya batas sistem nerupakan bagian dari sistem maupunlingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi ataubergerak.
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutupdan sistem terbuka. Dalam sistem tertutup masa dari sistem yangdianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapatkeluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udaradidalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panasmasuk kedalam masa udara didalam balon.
Dalam sistem terbuka, energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.
         Berdasarkan sifat interaksi antara sistem dan lingkungan, sistem dibedakan  :
        Sistem terbuka, antara sistem dan lingkungan masih terjadi pertukaran energi dan materi       ( dq 0 ; dm 0)
        Sistem tertutup; hanya dimungkinkan adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan (dq 0 ; dm = 0)
        Sistem terisolasi / tersekat ; tidakdimungkin-kan adanya perubahan materi atau energi (dq = 0 ; dm = 0)
variabel termodinamika
         Variabel intensif : variabel termodinamika yg tidak tergantung pada jumlah materi.
E Contoh: Temperatur, tekanan, massa jenis, titik didih, pH, Tegangan muka, Indeks bias, kekentalan, panas spesifik
         Variabel ekstensif : variabel termodinamika yg tergantung pada jumlah materi.
E Contoh: massa, Volume, Energi Dalam, Entalpi, entropi
proses termodinamika

Proses termodinamika
F Operasi yang menyebabkankeadaansistemberubah
Ada beberapajenis proses termodinamika :
v  Proses Isotermis , dT = 0, tidakadaperubahantemperatursistem
v  Proses Adiabatik, dq = 0, tidakadapertukaranpanasantarasistemdenganlingkungan
v  Proses Isobaris , dP = 0, tekanansistemkonstan
v  Proses Isokoris, dV = 0, tidakadaperubahan volume sistem
v  Proses Siklis, dU = 0, dH = 0, Sistemmelakukanbeberapa proses yang berbedatetapiakhirnyakembalipadakeadaansemula
v  Proses reversibel (Proses dapatbalik )  : suatu proses yang berlangsungsedemikianhinggasetiapbagian yang mengalamiperubahandikembalikanpadakeadaansemulatanpamenyebabkansuatuperubahan  lain.
v  Proses irreversibel (proses takdapatbalik) : proses yang berlangsungdalamsatutahap, arahnyatakdapatdibalikkecualidengantambahanenergiluar

Fungsi keadaan dan Fungsi proses
  Suatuvariabeltermodinamikadikatakansebagaifungsikeadaanjikahanyatergantungpadakeadaanawaldanakhirsaja, tidaktergantungpadajalannya proses.
Contoh :entalpi (H), energidalam (U)
• Suatuvariabeltermodinamikadikatakansebagaifungsiproses  jikabesarnyatergantungpadajalannya proses.
contoh :kerja (w) danKalor (q)
         Suatuvariabeltermodinamikadapatdibuktikansebagaifungsikeadaanjikadifferensialnyabersifateksak. Sehinggajikadifferensialnyatidakeksakmakavariabeltersebutmerupakanfungsi proses.